Hello! huplaaa gue balik lagii setelah berjuta-juta taun ga apdet blog maapkan daku para fansku yang setia #padahalGaAdaYangBukaBlogIni* *Viewsnya0* *Sedih* *KemudianBaper #LaluGaJadiNgeblog
Kenapa judul post ini hello from the other side? Bukan, bukan mau baper baperan, bukan mau sok sok ngikutin mbak adel yang lagi ngehieeetz abis itu.
Gaes, sebenarnya ini adalah kisah seorang anak desa yang masuk ke kota :') dan itu adalah akyu. Jadi saat ini akyu menyapa kalian semua dari sisi lain. Daku yang dulu selalu menyapa dari sudut terpencil di Bogor, saat ini menyapa dari tengah gemerlap kota jakarta. Di sebuah bangunan kost-kostan di Setiabudi, Jakarta. Yakk, sekarang gue ngekost sodara sodara! Tidak lain dan tidak bukan adalah karena zombie-zombie itu. Zombie-zombie alias penumpang kereta jurusan Bogor Tanah Abang yang begitu ganas. Well, bukan cuma karena mereka sih, karena pekerjaan gue yang sering menuntut waktu banyak alias lembur. Dan gue tak sanggup lagi, sebelum nasib gue mati muda karena darah tinggi(karena zombie) dan kelelahan(karena kerja), lebih baik gue ngekost.
Gue baru dua minggu tinggal di kost ini. Sejauh ini sih masih betah. Gue ke kantor tinggal jalan aja (lumayan juga si, sekitar 1 km lebih, tapi gausah stress karna kereta gangguan), Di kost juga ada tv kabel (tv nya bawa sendiri tapi), wifi gratis, pakaian juga dicuciin (max 4 potong per harinya), minuman juga gratis, ada dispenser dan air yang selalu terisi, wc dalem juga. Untuk semua fasilitas yang ada, dan meningat ini ada di tengah-tengah kota jakarta, diitung-itung masi murah sih dengan harga 1.1 jt perbulan.
bagus banget kann. #norak #maklumAnakKampung
Gue jadi inget, waktu kecil dulu, waktu masih SD gue tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Jauh banget dari peradaban. Waktu itu gue n nyokap pernah diajak sama Om gue buat main ke rumahnya di Jakarta. Dan gue masih inget gimana amazingnya waktu pertama kali gue ke Jakarta.Seorang anak desa yang masuk kota. Ngeliat lampu-lampu kota di malam hari yang indah, gue terpukau dan terpikir....waktu dewasa nanti, mau kerja kantoran dan tinggal di Jakarta :")
Kalau diinget-inget, keinginan waktu dulu itu adalah mimpi yang jauh banget yang kayaknya sulit bgt diwujudin. Dulu, keluarga gue hidupnya masih sederhanaaa banget. Sampai waktu SMA aja, gue pikir gue ga bakal bisa kuliah. Tapi, ya itulah kuasa Tuhan. Siapa sangka, keinginan di masa kecil itu bisa tercapai.
God always have a great plan for us, When there is a will, there is a way. Cliche, but true. Perjalanannya memang ga selalu menyenangkan, berbatu dan kerikil tajam. Kadang jalannya diputer dulu, bikin kita mikir, apa bakalan nyampe ya? kok kayaknya muternya jauh. Ga nyangka, di ujungnya, sampailah pada tujuan. :')
Well, gue suka tinggal di Jakarta, tapi ternyata, sebenernya gue lebih suka tinggal di rumah, deket sama keluarga gue. Di rumah yang hangat dengan canda tawa keluarga, bukan di tengah hingar bingar kota yang gemerlap, namun terasa dingin. Gue suka gemerlap lampu kota, tapi gue lebih suka kesederhanaan yang hangat :) Mungkin nanti akan ada saatnya dimana gue akan balik lagi dan tinggal bersama keluarga gue. Tapi mungkin saat ini, Tuhan kasih waktu buat gue, untuk wujudin dulu keinginan gue waktu kecil dulu. Hidup dan bekerja di Jakarta. Jadi...nikmati aja. Nikmati dulu kehidpan metropolitan ini
See u on next blog posting!
Salam,
Anak Desa
Kenapa judul post ini hello from the other side? Bukan, bukan mau baper baperan, bukan mau sok sok ngikutin mbak adel yang lagi ngehieeetz abis itu.
Gaes, sebenarnya ini adalah kisah seorang anak desa yang masuk ke kota :') dan itu adalah akyu. Jadi saat ini akyu menyapa kalian semua dari sisi lain. Daku yang dulu selalu menyapa dari sudut terpencil di Bogor, saat ini menyapa dari tengah gemerlap kota jakarta. Di sebuah bangunan kost-kostan di Setiabudi, Jakarta. Yakk, sekarang gue ngekost sodara sodara! Tidak lain dan tidak bukan adalah karena zombie-zombie itu. Zombie-zombie alias penumpang kereta jurusan Bogor Tanah Abang yang begitu ganas. Well, bukan cuma karena mereka sih, karena pekerjaan gue yang sering menuntut waktu banyak alias lembur. Dan gue tak sanggup lagi, sebelum nasib gue mati muda karena darah tinggi(karena zombie) dan kelelahan(karena kerja), lebih baik gue ngekost.
Gue baru dua minggu tinggal di kost ini. Sejauh ini sih masih betah. Gue ke kantor tinggal jalan aja (lumayan juga si, sekitar 1 km lebih, tapi gausah stress karna kereta gangguan), Di kost juga ada tv kabel (tv nya bawa sendiri tapi), wifi gratis, pakaian juga dicuciin (max 4 potong per harinya), minuman juga gratis, ada dispenser dan air yang selalu terisi, wc dalem juga. Untuk semua fasilitas yang ada, dan meningat ini ada di tengah-tengah kota jakarta, diitung-itung masi murah sih dengan harga 1.1 jt perbulan.
Pemandangan Jakarta dari Lantai 4 kost (Gue tinggal keluar kamar aja dan jalan 5 langkah ke jemuran untuk mendapatkan view ini) |
Kompleks setiabudi, kompleks kost-kostan dan rumah warga yang bener-bener di tengah gemerlap kota |
Gue jadi inget, waktu kecil dulu, waktu masih SD gue tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Jauh banget dari peradaban. Waktu itu gue n nyokap pernah diajak sama Om gue buat main ke rumahnya di Jakarta. Dan gue masih inget gimana amazingnya waktu pertama kali gue ke Jakarta.Seorang anak desa yang masuk kota. Ngeliat lampu-lampu kota di malam hari yang indah, gue terpukau dan terpikir....waktu dewasa nanti, mau kerja kantoran dan tinggal di Jakarta :")
Kalau diinget-inget, keinginan waktu dulu itu adalah mimpi yang jauh banget yang kayaknya sulit bgt diwujudin. Dulu, keluarga gue hidupnya masih sederhanaaa banget. Sampai waktu SMA aja, gue pikir gue ga bakal bisa kuliah. Tapi, ya itulah kuasa Tuhan. Siapa sangka, keinginan di masa kecil itu bisa tercapai.
God always have a great plan for us, When there is a will, there is a way. Cliche, but true. Perjalanannya memang ga selalu menyenangkan, berbatu dan kerikil tajam. Kadang jalannya diputer dulu, bikin kita mikir, apa bakalan nyampe ya? kok kayaknya muternya jauh. Ga nyangka, di ujungnya, sampailah pada tujuan. :')
Well, gue suka tinggal di Jakarta, tapi ternyata, sebenernya gue lebih suka tinggal di rumah, deket sama keluarga gue. Di rumah yang hangat dengan canda tawa keluarga, bukan di tengah hingar bingar kota yang gemerlap, namun terasa dingin. Gue suka gemerlap lampu kota, tapi gue lebih suka kesederhanaan yang hangat :) Mungkin nanti akan ada saatnya dimana gue akan balik lagi dan tinggal bersama keluarga gue. Tapi mungkin saat ini, Tuhan kasih waktu buat gue, untuk wujudin dulu keinginan gue waktu kecil dulu. Hidup dan bekerja di Jakarta. Jadi...nikmati aja. Nikmati dulu kehidpan metropolitan ini
See u on next blog posting!
Salam,
Anak Desa